Pengentasan Kemiskinan Oleh Para Ibu

Judul Buku     : Revolusi Senyap untuk Para Ibu Tangguh        
Penulis           : Kristin Samah   
Tebal             : xii + 136 Halaman
Penerbit         : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan         : 2018
ISBN            : 978-602-06-1838-8
Perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki, untuk meningkatkan taraf hidup, termasuk dalam bidang ekonomi. Begitupun jika statusnya telah menjadi istri atau ibu, yang terpenting tidak melupakan tugas utamanya mengurus keluarga. Salah satu caranya dengan berwirausaha, tanpa meninggalkan rumah.
Semua perempuan dapat melakukannya, termasuk para ibu yang masuk dalam keluarga prasejahtera, sehingga bisa menjadi keluarga sejahtera.
Buku Revolusi Senyap untuk Para Ibu Tangguh menjelaskan secara gamblang, peran para ibu rumah tangga dari keluarga prasejahtera di berbagai daerah di Indonesia. Berkontribusi meningkatkan perekonomian keluarga, tanpa modal yang besar dan tetap mengerjakan tugas domestik.
Keluarga prasejahtera sangat membutuhkan bantuan, agar bisa terbebas dari jerat kemiskinan. Bantuan tanpa ditumbuhkan kemandirian dan kepercayaan diri, tidak mampu membuat keluarga prasejahtera menjadi lebih sejahtera. Kuncinya kepercayaan untuk mandiri dan bangkit demi diri sendiri.
Untuk itu pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Permodalan Nasional Madani (Persero) pada 2015, meluncurkan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar). Program yang  ditujukkan untuk keluarga prasejahtera ini, dikhususkan untuk nasabah perempuan.
Kaum perempuan yang berminat  didorong membentuk kelompok beranggotakan 10 sampai dengan  30 orang, mendapatkan pembinaan untuk berbisnis maupun mengembangkan bisnis. Masing-masing dari nasabah akan menerima pinjaman awal sebesar Rp2.000.000, tanpa jaminan untuk membiayai usaha produktif (hal 3 - 5).

Meskipun dengan modal yang tidak besar, para ibu yang mengikuti program Mekaar bisa membangun dan mengembangkan usaha, sebab mereka tidak muluk-muluk memilih usaha yang akan ditekuni. Kebanyakan dari mereka, membuka usaha berdasarkan kebutuhan konsumen di sekitar tempat tinggalnya.
Seperti Siti dari Kasongan, Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Istri perajin gerabah ini, memerhatikan bahwa di lingkungan tempat tinggalnya, banyak yang membutuhkan pakan ayam dan burung. Hampir semua rumah tangga di kawasan tersebut memelihara ayam dan burung.
Setelah meminta izin kepada suaminya dan medapatkan kredit Rp2.000.000, ia membuka warung pakan ayam dan burung. Siti masih tetap mengurus rumah tangga. Ia juga tetap membantu suaminya membuat gerabah. Usaha pakan ternak tidak membutuhkan banyak waktu.
Selama ini sebagai perempuan, hidupnya tergantung pada pendapatan yang diperoleh suami. Namun, sejak membuka usaha sendiri, ia sedikit-sedikit bisa membantu menambah penghasilan keluarga (hal 57).
Pemberdayaan kaum perempuan di sektor ekonomi ini, menimbulkan perbaikan kualitas hidup. Hal ini sangat berdampak diberbagai bidang kehidupan, di antaranya pangan, pendidikan,dan kesehatan (hal133).
Buku ini pun menjelaskan, para ibu yang sibuk dalam menjalankan usaha dan mengurus rumah tangga, akan terhindar dari kebiasaan buruk seperti bergunjing atau bergosip yang sering ditudingkan kepada kaum perempuan. Hal ini, tentunya sangat baik untuk memutus penyebaran hoax atau berita bohong yang kini sangat mudah terjadi.
Para ibu yang berwirausaha memiliki pandangan yang berbeda dalam menghargai uang dan pantang meminta-minta. Ketika mendapatkan penghasilan sendiri, mereka lebih berpikir untuk meningkatkan taraf hidup keluarga.   


Comments