Corat Coret Turun Temurun

Apa saja yang diwariskan tanpa ketentuan dari kakak kelas kepada adik kelas ketika sekolah SD-SMA? Yup, salah satunya aksi corat-coret bangku, meja, dan WC.




Kayaknya nich kebiasaan emang udah dilakukan turun-menurun, aksi corat-coret yang kadang disebut juga vandalisme ini tidak berubah walaupun sekarang udah ada yang namanya social media yang menyediakan dengan leluasa dinding-dinding, time line, dan apapun itu yang banyak digunakan untuk menumpahkan kegalauan.

Tapi nyatanya, vandalisme di bangku, meja, dan WC sekolah-sekolah masih banyak dilakukan. Kebetulan beberapa waktu lalu saya sempat keliling-keliling sekolah SMA dan masih saja menemukan bangku dan meja yang dicoret-coret, bahasan yang ditulis di meja-meja itu tetep ya sama, curahan hati yang galau, hahahahaha jaman saya sekolah putih abu-abu belum kenal yang namanya galau, palingan disebutnya gak enak hati (asa gararinih) yang gak bisa diungkapkan dengan kata-kata.


Ada yang nulis salam-salam, untuk si anu dari si anu lengkap dengan kelasnya, atau bahkan ada juga yang nulis bahan mata pelajaran yang akan diujikan di bangku atau meja. Jaman SMA dulu, di sekolah saya padahal udah ada ajang kirim salam melalui majalah sekolah, tapi tetep aja aksi corat-coret di WC, meja, dan bangku tetep aja dilakukan.

Mungkin aksi corat-coret meja itu, dianggap sebagian siswa sebagai prasasti untuk mereka kenang setelah jadi alumni, jika meja dan bangkunya masih ada atau WCnya belum dicat ulang, hihihi.

Comments