Google Maps, Laki-laki tak Dikenal, dan Supir Taksi

Waktu masih menunjukkan sekitar pukul 05.00 WIB Sabtu itu di pertengahan tahun 2012, saya sudah berada di pinggir jalan kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan tidak jauh dari kosan saya yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari jalan raya, saya menunggu Kopaja P 20 jurusan Senen - Lebak Bulus, langit Jakarta masih bersemu gelap karena matahari belum berputar menyilaukan ibu kota, jalanan ibu kota masih sepi  memang akhir pekan suasana pagi Ibu Kota jauh lebih santai dibadingkan lima hari lainnya, baru ada beberapa kendaraan pribadi dan tukang botol tidak tahu saus yang memakai sepeda juga para pedagang buah-buahan yang akan ke Pasar Mampang mewarnai pagi itu. 


Hampir 15 menit lebih Kopaja yang saya tunggu belum juga muncul, yang lewat malah Metro Mini dan kopaja dengan rute lainnya, tanpa saya sadari tiba-tiba ada yang menyapa dan bertanya, dua orang laki-laki menyodorkan kertas berisi hasil print dari google maps, "maaf mba, saya mau tanya kalau mau ke daerah ini naik apa dan ke mana arahnya,? " ucap salah satu laki-laki itu dengan logat jawanya yang kental sambil menunjuk kawasan Pasar Minggu yang ada dalam kertas itu.

Saya kaget juga dan curiga jangan-jangan ini kawanan penjahat, tapi kalau iya penjahat juga saya bisa langsung lari balik lagi ke kosan. Saya lalu bilang "mas-mas ini bisa naik Kopaja atau Metro Mini jurusan Blok M - Pasar Minggu, arahnya nanti lurus lalu belok ke kiri, tunggu di sini saja nanti lewat kok, barusan aja ada yang lewat."

"Mbanya mau naik itu juga, sekarang kita ini posisi di mana," sambung dia lagi masih melihat kertas, "Oh...enggak saya beda lagi, sekarang sedang ada di sini (Duren Tiga), itu sudah ada Metro Mininya, nanti tanya aja sama abang kondekturnya, untuk kelanjutannya," ucap saya. 

"Makasih ya mba," ucapnya serempak sambil menaiki Metro Mini berwarna merah berplat biru itu. Saya kira enggak ada orang yang sampai ngeprint google map, mungkin mereka gak pakai gadget yang sudah dilengkapi dengan google maps, tapi salut juga daripada kesasar lebih baik memprint google map sambil nanya orang.




Akhirnya Kopaja itu pun datang juga, dan saya pun segera menuju Lebak Bulus untuk pulang ke rumah dan liburan di Kota Kembang.
***
Satu tahun kemudian setelah kembali menjadi warga Jawa Barat, saya masih suka bolak-balik Jakarta, untuk sekedar main maupun pekerjaan, lokasi yang akan saya tuju kali ini memang bukan di jalur utama seperti kawasan Sudirman, HR Rasuna Said, Gatot Subroto, Thamrin, dan lain-lainnya tapi meski begitu masih masuk kawasan terkenal di Jakarta yaitu Kemang, dulu sebenarnya sempat liputan ke kawasan Kemang dan tempat kos juga dekat sana, tapi alamat yang sekarang memang belum pernah saya singgahi. Saya turun dari bus di kawasan Jalan Ampera, kalau kata kakak yang tinggal di Jakarta tinggal lurus saja, begitu pun ketika saya cek di google map, rutenya memang seperti itu dekat dengan Jalan Bangka.

Daripada ribet saya pilih naik Taksi, seperti biasa setelah masuk dalam Taksi saya menyebutkan lokasi yang akan saya tuju, tetapi si supir taksinya itu malah balik tanya, "kemana ya mba arahnya?,"
"waduh saya juga enggak tahu, soalnya saya enggak pernah lewat sini biasanya saya lewat Warung Buncit, tapi katanya dekat Jalan Bangka," 
"Oh ...ya Jalan Bangka saya tahu," kata supir itu 
"Tapi hanya dekat ya pak, bukan Jalan Bangka ya, saya lihat di google map itu juga," ucap saya.
"Mba boleh cek lagi di google map," supir itu ngomong lagi.
"Bisa tapi ponsel saya mati, jadi enggak bisa cek lagi," ucapku
"Enggak ada nomor telepon lokasinya ya, eh iya ponselnya mati," ujar supir taksi

Akhirnya dia menghubungi call center perusahaan taksinya, dan setelah muter-muter sampai juga lokasi tujuan, "saya pernah ke sini lho mbak, tapi sedikit lupa," 
"Baiklah pak, awas hati-hati jangan sampai baliknya nyasar ya," ujarku dengan menyerahkan ongkos sesuai argo yang tertera. 

Kayaknya supir taksi dari perusahaan itu sudah pada berumur tapi pada enggak tahu jalan di ibu kota, soalnya ini bukan kejadian pertama ketika saya menaiki taksi dari perusahaan itu (maaf saya tidak akan sebut nama), dulu saya setelah liputan dari Gandaria City minta diantar pulang ke kantor di Kebon Sirih, supir taksi itu bingung mau ke arah mana, saya yang baru satu bulan di ibu kota pun bingung, dan jalan keluarnya meminta supir taksi itu menuju Bundaran HI, dari sana baru saya arahkan ke lokasi yang akan saya tuju. 

Jadi rajin-rajinlah mengecek google map jika kamu kehilangan arah, gak bakal jadi butiran debu kok palingan kena butiran asap Damri, hehehehe. Kalau lagi di Bandung saya gak bakalan nyasar pas naik angkot karena saya biasanya buka portal web www.golali.com yang lengkap berisi rute angkutan kota dan juga penginapan plus rumah sakit yang isinya selain berisi alamat juga rute angkutan kota juga, atau saya tanya via twitter @golalicom, or fans page Fb golalidotcom, Yang tampilannya kayak ini











Comments