Menghabiskan Malam dengan Payung Teduh dan Efek Rumah Kaca





Malam semakin larut ketika suara khas milik Is vokalis Payung Teduh terdengar memenuhi atrium salah satu mal di bilangan Kuningan, Jakarta akhir November tahun lalu. 

Ini kali pertama saya menyaksikan langsung band asal Ibu Kota ini, sebelumnya saya hanya mendengarkan dan menonton mereka lewat youtube. Kalau didengar-dengar lagu-lagu yang mereka bawakan menurut saya kebanyakan bikin galau enggak ketulungan tetapi band indie ini bisa mengemasnya sehingga sama sekali tidak terdengar cengeng atau membuat patah hati dan larut dalam putus asa ketika didengarkan. 


Begitupun malam itu, kebanyakan penonton yang datang menyaksikan band yang digawangi Is (vokal dan gitar), Comi (contrabass), Ivan (guitalele), dan Cito (drum) sudah mengenal lagu-lagu dari Payung Teduh. Makanya ketika Is membawakan lagu Angin Pujaan Hujan, Ku Cari Kamu, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan, Tidurlah, tanpa diberi aba-aba para penonton yang duduk lesehan dengan santai sing along dengan spontan. 

Setelah Payung Teduh menghibur penonton selama kurang lebih satu setengah jam, penonton masih duduk manis karena malam itu tidak hanya Payung Teduh yang meramaikan panggung utama pada acara tahunan yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kretif (Kemeparekraf), Efek Rumah Kaca (ERK) tidak kalah menariknya untuk disaksikan. 

Sebenarnya setiap kali saya menonton ERK sama sekali tidak pernah ada perencanaan, pertama pada tahun 2011 seperti yang pernah saya coretkan di sini, bedanya kalau sekarang saya benar-benar menonton ERK, untuk menikmati lagu-lagu mereka tanpa ada hutang untuk menulis aksi panggung mereka menjadi berita. Karena saya hanya ditugasi untuk meliput beberapa konvensi dan seminar yang berlangsung pada siang hari di tempat itu. 

Ada yang berbeda pada penampilan kali ini dibandingkan saya menonton mereka di Bandung, Cholil membawa serta anaknya Senja naik ke panggung, saya selalu terkesima dan terharu jika melihat seorang ayah yang mau direpotkan dengan anak-anak mereka ketika bekerja (termasuk bapak saya). Lagu Desember menjadi pembuka penampilan ERK malam itu, waktu yang merangkak pergantian bulan dari November menuju Desember benar-benar pas untuk didengarkan, Senja dengan riang dan tanpa mengganggu Cholil, bergerak ke sana ke sini di atas panggung ketika ERK tampil.Aksi panggung yang sangat manis :)

Comments