Writing Clinic Femina, Nambah Pengalaman dan Teman


Akhirnya undangan pemberitahuan kalau saya terpilih menjadi salah satu peserta writing clinic Femina untuk karya fiksi, masuk juga ke akun e-mail saya Kamis (12/6) malam itu. Awalnya saya pesimis bisa ikutan writing clinic, karena selama ini cerpen-cerpen yang saya tulis yang memang enggak sampai hitungan 10 jari, belum pernah dimuat di media manapun yang saya kirim. 

Saya sadar diri, saya yang terbiasa menulis berita ataupun tulisan ringan (belum bagus juga nulisnya) selalu mandek ketika akan menulis cerpen, atau mungkin malahan cerpen yang saya tulis kebanyakan jadi mirip dengan feature news. Jadilah ketika saya blog walking di blog-blog para penulis lepas yang rata-rata penulis cerpen, saya seringkali menemukan pengalaman mereka yang mengikuti writing clinic di majalah yang sudah terbit sejak tahun 1972 tersebut. 


Untuk itu saya rajin ngikutin akun twitter, fb, dan juga websitenya femina.co.id untuk mengetahui kapan akan ada lagi writing clinic khusus membahas tentang teknik menulis cerita fiksi. Permulaan bulan Juni ini, woro-woro tentang sayembara untuk mengikuti writing clinic itu ada juga, infonya dari twitter @feminamagazine, setelah dibuka linknya, saya pun ikut mendaftar, kebenaran banget syarat-syaratnya tidak terlalu rumit seperti sebelum-sebelumnya semisal karya cerpennya harus pernah termuat di media massa, pada saat saya mendaftar yang penting pernah menulis cerita fiksi dengan pilihan pernah tayang di media massa atau di blog pribadi.

Karena cerpen saya belum pernah ada yang tayang di media massa, maka saya mendaftar dengan mencantumkan link cerpen yang saya unggah di blog pribadi. Acaranya sendiri berlangsung Minggu (15/6) di Gedung Femina, mulai pukul 09.00 - 14.00 WIB, hari Minggu itu kawasan Jalan HR Rasuna Said sudah diguyur hujan, tapi tidak menyurutkan semua peserta dan pembicara untuk hadir, dan ternyata banyak peserta yang udah pada jago dalam dunia penulisan cerpen, ada yang cerpen sering tampil di Femina dan media massa lainnya, juga udah menerbitkan novel. 

Writing clinic dimulai dengan sambutan dari Pemred Majalah Femina, Petty S. Fatimah yang menjelaskan Femina memang bukan majalah sastra tetapi melalui majalah ini pihaknya ingin berkontribusi lebih jauh dibidang sastra. Sehingga selain setiap edisinya, Femina selalu menghadirkan cerber dan cerpen menjadi halaman tetap dan juga menggelar sayembara cerpen dan cerber setiap tahunnya, dan lomba ini sudah berlangsung sejak tahun 1975 yang digagas oleh sastrawan Indonesia HB Jassin. 

Setelah ada femina dalam versi online, dari content - content yang ada di laman Femina, cerpen maupun cerber termasuk satu dari sepuluh content yang disukai pembaca ( termasuk saya yang lebih nyaman membaca cerpen dan cerber femina di websitenya baik melalui desktop maupun ponsel). Makanya tidak heran juga jika cerpen dan cerber yang laik tayang di Femina bagus semua. 
 *** 

Mentor untuk writing clinic kali ini, yaitu Eka Kurniawan penulis novel "Cantik itu Luka", kali ini dia membahas tentang bagaimana caranya menciptakan karakter dalam karya fiksi. Memang tulang panggul sebuah novel adalah peristiwa atau alur cerita, nah karakter dari tokoh merupakan bagian dari kisah yang diangkat dalam novel. Sebagai seorang penulis, katanya lagi harus bisa menjaga jarak dengan karakter, jadi meskipun kisah itu diambil dari kisah penulis atau fiksi sekalipun penulis harus memisahkan diri dengan karakter dalam cerita yang ditulis. 

Namun jika pembaca, mengasumsikan bahwa karakter dalam cerita yang penulis tulis adalah karakter dari penulis itu sendiri, ya penulis tidak bisa melarangnya. Dalam kesempatan ini, peserta diberi tugas oleh Eka, untuk menulis tiga karakter yang akan dibangun dalam sebuah karya fiksi, dari ketiga karakter itu harus dipilih satu karakter utama yang akan menjadi tokoh sentral dalam cerita. 

Acara tidak terhenti sampai di sana, dilanjutkan dengan mendengarkan kisah dari dua penulis yang sudah berpengalaman dan banyak meraih penghargaan yakni penulis novel Mahogany Hills, Tia Widiana dan alumni pemenang sayembara cerber Femina, Erni Aladjai. 

Keduanya memaparkan bagaimana akhirnya mereka bisa menjadi penulis yang sukses, Tia mengaku dahulu ketika menulis cerpen selalu ingin mengakhiri kisah dengan cerita yang luar biasa, namun akhirnya selalu mentok, maka untuk mengakhiri cerita dia mengambil kisah yang sederhana dan akhirnya berhasil. "Ketika menulis novel karena untuk mengikuti lomba maka dalam dua minggu saya selesai menulisnya, saya memang menulis harus ada deadline," ceritanya Sedangkan Erni Aladjai penulis Kei, mengatakan dirinya mengikuti lomba Cerber Femina supaya bisa tembus ke penerbit, karena dirinya tinggal di Sulawesi Tengah yang sulit untuk menembus penerbitan novel yang banyak terdapat di Pulau Jawa. 

Dalam sesi ini tak lupa diberikan waktu tanya jawab dengan pembagian hadiah kepada penanya terbaik. Saya tidak sempat bertanya, karena sudah terwakili oleh peserta yang lain. Seperti pertanyaan block writing (penyakit malas, ketika ide mampet), ternyata penulis yang berpengalaman pun mengalami hal yang sama. Beberapa solusinya antara lain, dengan memaksakaan untuk tetap menulis setiap hari atau membuat kerangka karangan per bab. Kalau saya block writing biasanya terjadi karena lebih banyak terhipnotis untuk browsing internet ke sana ke mari, jadi begitu ide mentok bukan lanjut nulis malah keterusan browsing, hehehehe. 

Pada writing clinic kali ini pun dilakukan peluncuran situs komunitas "writer`s club", dan penyerahan hadiah untuk pemenang sayembara cerpen dan cerber Femina 2013/2014. Adapun syarat-syarat menulis cerpen atau cerber untuk Femina : 

1. Berbahasa Indonesia yang baik dan benar 
2. Tidak mediskreditkan wanita, harus mengangkat harkat wanita 
3. Punya kepekaan tinggi/ empati  kepada korban
4. Usia karakternya masih dalam rentang usia pembaca Femina (wanita dewasa) 

Semua rangkaian acara ditutup dengan foto bersama, makan siang, dan pembagian goodie bag. Itulah cerita saya ketika pertama kali mengikuti penulisan karya fiksi. Terima kasih Majalah Femina untuk timnya yang baik dan ramah, lewat acara ini saya jadi memiliki tambahan pengalaman dan teman-teman yang hebat dibidang penulisan fiksi. Terus kapan cerpen saya akan tayang di media massa ? 

Maju terus dunia sastra Indonesia !!!

Comments

  1. Wi, mau dong infonya juga, yatni ^^

    ReplyDelete
  2. Follow aja akun twitternya Majalah Femina @feminamagazine emak Ratih, biasanya adminnya rajin woro-woro di twitter sebulan sebelum acara. Biasanya jelang akhir tahun gini suka ada lagi acaranya

    ReplyDelete
  3. Terima kasih atas ceritanya. Masukan yang berarti untuk lomba cerpen dan cerber tahun ini

    ReplyDelete
  4. Terima kasih atas ceritanya. Masukan yang berarti untuk lomba cerpen dan cerber tahun ini

    ReplyDelete
  5. Sama-sama, makasih lho udh mampir ke blog ini

    ReplyDelete

Post a Comment