Tak Usah Saling Memuji

Beberapa tahun entah belasan tahun silam saya menonton film kartun di salah satu stasiun televisi swasta. Film kartun itu bersetting kerajaan zaman romawi kuno gitu.

Alur cerita kartun tersebut, mengisahkan seorang raja yang haus akan pujian, hendak menggelar acara ulang tahun dirinya kalau tidak salah, dengan melakukan parade di jalan yang biasanya ditonton oleh rakyat yang mengelu-elukannya. Tetapi sebelum acara digelar, sang raja bingung akan memakai pakaian yang mana, sementara pakaian yang di lemarinya yang baru sekali dipakai, dirasanya sudah tidak pantas lagi untuk dipakai. Dipanggil tailor istana yang biasa merancang dan menjahit baju untuknya, namun setelah diberikan lebih dari 10 gambaran baju yang akan dibuatnya tak satupun sang raja merasa cocok.

Hingga datanglah dua orang laki-laki tak dikenal ke istana yang sebelumnya mendengar kasak - kusuk, jika raja sedang sibuk mencari baju yang sangat mewah dan mahal serta berbeda dari siapapun. Dengan pemeriksaan berlapis dari penjaga istana, kedua orang itu akhirnya dipersilakan masuk menemui raja setelah memaparkan maksudnya untuk merancang baju yang pasti sesuai dengan keinginan raja tersebut.

Kedua laki-laki tersebut, sebelum menjelaskan konsep desain baju yang akan dirancangnya, mereka lebih banyak menyanjung dan memuji raja. Orang kepercayaan yang selalu mendampingi sang raja mulai curiga dengan apa yang mereka ucapkan, tetapi raja itu tidak menyadari dan lupa dengan desain bajunya karena merasa senang dan tersanjung dengan berbagai pujian.

Akhirnya orang kepercayaan raja itu dengan penuh hormat berbisik kepada raja, tentang desain baju itu. Raja baru ingat kembali dan menanyakannya, dua orang itu pun dengan gagap segera mengambil meteran mengukur badan raja yang besar dan tinggi. Keduanya mengatakan "Untuk menjahit baju yang sangat bagus, kami perlu emas dengan berat sekitar 1 kg, kain sutra sepanjang 100 meter, tetapi selama kami menjahit tidak boleh ada satu pun orang yang masuk ke ruangan kami selain kami berdua," tutur mereka kompak.

Raja hanya mengangguk-ngangguk dan memerintahkan orang kepercayaan dan pembantunya untuk mengambil apa yang diminta dua orang itu, apalagi acara yang digelar tinggal seminggu lagi. Tiga hari berlalu, para penjahit itu belum juga datang menemuinya, raja memerintahkan orang kepercayaannya untuk mengeceknya, tetapi cukup dengan mengetuk pintunya dari luar dan berbicara di luar.

Dua penjahit itu berkata " baju itu belum selesai dibuat, nanti kalau sudah pasti akan kami beri kabar," ujar salah seorang diantaranya dengan buru-buru kembali ke dalam ruangan. Satu hari sebelum acara, baju itu belum juga selesai, hingga pagi harinya sebelum karnaval, raja datang dan mengetuk ruangan tersebut, dua orang laki-laki itu keluar dan mengajak raja masuk ke dalam bersama dengan orang kepercayaannya.

Raja dan orang kepercayaannya itu heran, di dalam ruangan itu tidak terlihat mesin jahit maupun baju yang sudah selesai dijahit, tetapi mereka mengajak raja untuk mencoba baju yang katanya mereka pegang, dan hanya dapat dilihat oleh orang yang suci, sementara orang pendosa tidak dapat melihatnya. Orang kepercayaan raja bingung karena jelas-jelas tidak ada baju yang dipegang oleh penjahit itu. Raja hanya menggunakan celana pendek dan bertelanjang dada untuk mencoba baju itu, karena kedua orang itu menjelaskan bahwa setelah raja mengenakan pakaian itu sangat bagus, dengan untaian emas menghiasi seluruh baju yang terbuat dari kain sutera.    


Mulanya raja merasa tidak memakai apa-apa selain celana pendeknya, tetapi dua orang itu tetap menyakinkan sang raja, hingga raja pun bersiap berparade dengan bertelanjang dada, orang kepercayaan raja sudah mencegah dan menyuruh pembantu untuk mengambil baju paling bagus yang ada di kamar raja, tetapi sang raja bersikukuh dia sudah memakai baju dengan tetap mendapatkan pujian dari kedua orang itu.

Saat raja keluar dari istana untuk berparade, rakyat yang menyambut raja hanya terbengong-bengong dan tertawa melihat kelakuan rajanya, orang kepercayaan raja yang berada di belakang serta prajurit lainnya hanya menutup mata, hingga raja sadar setelah beberapa meter berjalan, dirinya merasa kedinginan, dan sadar dengan kelakuannya yang sangat memalukan.

Raja murka dan memerintahkan untuk memanggil tukang jahit itu, ternyata keduanya sudah kabur dengan membawa emas dan kain sutera.

Setelah menonton film kartun itu, saya tertegun ternyata ceritanya sangat bagus meskipun hanya film kartun untuk anak-anak tetapi penuh dengan makna, di mana kita sebaiknya jangan terkecoh oleh pujian ataupun rayuan yang diucapkan seseorang, karena kebanyakan orang memuji untuk mencari keuntungan dari orang yang mereka puji, hingga orang yang dipuji lupa diri, dengan kata lain kebanyakan orang yang yang mengahambur-hamburkan pujian itu penjilat (hanya penilaian saya). Jadi berikanlah pujian secukupnya, jangan membuat orang menjadi sombong.

Comments